Selasa, 09 Juni 2015

Entah ini apa. . .

aku menemukan banyak kepalsuan ketika aku melewati jalan yang terbentang di sepanjang rimba kehidupan yang tidak berujung ini. kenapa manusia begitu munafik? mengingkari kebenaran dan membiarkan diri mereka menjalani arti dari semua ilusi dunia.

setiap manusia menyimpan sisi gelap mereka jauh di dalam lubuk hatinya, dan menampakkan pemandangan yang begitu indah di luarnya. sebuah kepalsuan yang memuakkan.

pada akhirnya manusia hidup dalam keadaan saling membodohi. saling menyesatkan. hingga menimbulkan kebingungan dan melahirkan pertanyaan : "kepada siapa lagi aku harus percaya?"

semua makhluk punya titik lemah, semua manusia punya batas, seperti dunia yang memiliki akhir meski tak terlihat bagaimana ia akan berakhir. seperti itulah keterbatasan manusia. dibatasi oleh ilmu mereka, dibatasi oleh gengsi mereka, dibatasi oleh harta mereka, dibatasi oleh pemahaman mereka yang salah terhadap ideologi, harga diri, dan bahkan agama. hingga mereka lupa bagaimana berkasih sayang, lupa bagaimana menahan diri, lupa bagaimana caranya menghormati, lupa bagaimana caranya bergaul dengan orang yang tidak berada pada levelnya. ya, manusia telah lupa.

lantas, bagaimana seharusnya?
ingatlah bagaimana kau hidup sampai hari ini. ingatlah yang baik-baik. ingatlah tidak semua orang jahat. ingatlah kau tidak sendiri. ingatlah bahwa hartamu bukan milikmu sendiri. ingatlah agamamu bukan untuk membenarkanmu dalam pemahaman bodohmu. ingatlah, sebelum kau sampai di sini, apa saja yang telah kau lewati? apakah semuanya buruk? tidak adakah hal baik? tidak adakah hal positif? apakah kau manusia? apakah kau sempurna? maka tenanglah sejenak, dan tatap dirimu sedalam-dalamnya di cermin. kemudian temukan jawabannya.



Jumat, 03 Oktober 2014

Tiga Bulan Men-jomblo, Pria Ini Keluarkan Single Terbarunya yang Berjudul "Belum Saatnya Kita Menyerah"


Seorang pria berinisial MTP (sebut saja dia "Mei") telah berkarir solo selama 4 tahun ini. Karir solo-nya dimulai semenjak bubarnya Kyuu-ku band pada tahun 2009. Ya, pria ini adalah vokalis tunggal yang sekaligus merupakan salah satu pendiri Kyuu-ku Band, sebuah band yg cukup fenomenal pada waktu itu.

Kyuu-ku Band


“Setelah Kyuu-ku bubar, saya memilih berkarir solo dan lebih fokus pada lagu-lagu slow yang bertajuk percintaan,” ujar Mei saat ditemui admin talota.com beberapa hari yang lalu.
Keterbatasan skill nya dalam memainkan alat musik menjadi salah satu penyebab kenapa dia memilih lagu slow.

“Lagu slow itu tempo-nya lambat, lebih gampang dimainin, kalo untuk lagu nge-beat, jari saya nggak sanggup mengimbanginya, vokalnya juga nggak gampang karena saya udah terbiasa bawa lagu slow dan mainin vibra panjang,”  ujarnya.

Meski lebih sering mengeluarkan lagu-lagu galau, namun ada beberapa lagu di playlist Mei yang bertema santai seperti lagu Bersama Cinta dan lagu Lukisan Mimpi yang bertajuk semangat akan tetapi lagu ini masih berupa demo akustik.

“Rencananya waktu itu, setelah aransmen ulang lagu Tak Sesempurna Dulu  saya mau menyelesaikan lagu Lukisan Mimpi, tapi waktu lagi mikirin susunan musiknya, tiba-tiba saya dapet inspirasi buat lagu ini. Yaudah, sekalian aja dilanjutin sampai bener-bener selesai.”

Mei tidak menampik bahwasannya dia memang lebih suka lagu-lagu galau. Meski begitu, Mei mengakui bahwa dia tetap harus memenuhi tuntutan industri musik pada saat ini.

“Ya, kalau orang maunya begitu. Walaupun saya lebih suka lagu slow, ya tetap harus profesional *sokprofesional haha”

“Dulu itu saya emang belum sanggup bikin, tapi kalo sekarang udah bisa, cuma memang mungkin hasilnya nggak sebagus bikinan orang yang aliran musiknya kayak gitu. Ya, tiap orang kan punya selera musik masing-masing.”

Mei mengungkap bahwa meski dia jarang mengeluarkan lagu bertempo cepat, namun dia selalu berlatih memainkan instrumen musik dan memperkaya kemampuan vokal-nya untuk dapat mengakomodasi tuntutan dari Industri Musik Indonesia pada saat ini.

Inilah lirik dari single terbaru Mei yang berjudul Belum Saatnya Kita Menyerah  yang dikeluarkan beberapa hari yang lalu :


Kita semua pernah terjatuh
kita semua pernah terluka
tapi kita tak seharusnya menyerah
dengan kenyataan yg tak sejalan
dalam hidup kita

Bridge :
janganlah kau takut, aku di sini
menopang hatimu tuk tetap berdiri tegak

Reff:
lepaskan dan teriakkan
mimpi-mimpi indah kita
jangan biarkan dunia merenggut semua kebahagiaan
bernyanyilah bersamaku
lepaskan semua sesal masa lalu
belum saatnya kita menyerah

kita tak boleh putus asa
kita harus selalu percaya
bahwa Tuhan takkan berikan cobaan
yang takkan mampu tuk kita jalankan

back to bridge
back to reff 


Cek Lagunya Disini

Selasa, 29 Juli 2014

Sebuah Pilihan

Sebuah pilihan selalu memiliki konsekuensi, seperti sebuah cerita yang selalu punya sisi indah untuk dikenang. Ya, dulunya kupikir memilih Sekolah Tinggi Ilmu Statistik sebagai tempatku melanjutkan pendidikan adalah pilihan yang paling menjanjikan, namun apakah benar? Apakah STIS benar-benar menjanjikan untuk masa depan? Apakah kuliah di STIS benar-benar lebih baik daripada kuliah di universitas maupun perguruan tinggi kedinasan lainnya?



Aku tidak pernah memikirkan itu sebelumnya. Ketertarikan ku pada